Menakjubkan! Sejarah Ka’bah Dari Masa Ke Masa

Menakjubkan! Sejarah Ka’bah Dari Masa Ke Masa

 

Awalnya, Mekkah hanyalah sebuah hamparan kosong. Sejauh mata memandang pasir bergumul di tengah terik menyengat. Aliran zamzamlah yang pertama kali mengubah wilayah gersang itu menjadi sebuah komunitas kecil tempat dimulainya peradaban baru dunia Islam.

Bangunan persegi bernama Ka’bah didaulat menjadi pusat dari kota itu sekaligus pusat ibadah seluruh umat Islam. Mengunjunginya adalah salah satu dari rukun Islam, Ibadah Haji.

Ka’bah masih tetap berdiri kokoh hingga saat ini dan diperkirakan masih terus berdiri hingga kiamat menjelang. Beberapa generasi pernah menjadi saksi berdirinya Ka’bah hingga berbagai kemelut menyelimutinya.

Adalah Ismail, putra Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, yang kaki mungilnya pertama kali menyentuh sumber mata air zamzam. Akibat penemuan mata air abadi ini, Siti Hajar dan Ismail yang kala itu ditinggal oleh Ibrahim ke Kanaan di tengah padang, tiba-tiba kedatangan banyak musafir. Beberapa memutuskan untuk tinggal, beberapa lagi beranjak.

Ibrahim datang dan kemudian mendapatkan wahyu untuk mendirikan Ka’bah di kota kecil tersebut. Ka’bah sendiri berarti tempat dengan penghormatan dan prestise tertinggi.

Ka’bah yang didirikan Ibrahim terletak persis di tempat Ka’bah lama yang didirikan Nabi Adam hancur tertimpa banjir bandang pada zaman Nabi Nuh. Adam adalah Nabi yang pertama kali mendirikan Ka’bah.

Tercatat, 1500 SM adalah merupakan tahun pertama Ka’bah kembali didirikan. Berdua dengan putranya yang taat, Ismail, Ibrahim membangun Ka’bah dari bebatuan bukit Hira, Qubays, dan tempat-tempat lainnya.

Bangunan mereka semakin tinggi dari hari ke hari, dan kemudian selesai dengan panjang 30-31 hasta, lebarnya 20 hasta. Bangunan awal tanpa atap, hanyalah empat tembok persegi dengan dua pintu.

Celah di salah satu sisi bangunan diisi oleh batu hitam besar yang dikenal dengan nama Hajar Aswad. Batu ini tersimpan di bukit Qubays saat banjir besar melanda pada masa Nabi Nuh.

Batu ini istimewa, sebab diberikan oleh Malaikat Jibril. Hingga saat ini, jutaan umat Muslim dunia mencium batu ini ketika berhaji, sebuah lelaku yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad.

Selesai dibangun, Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyeru umat manusia berziarah ke Ka’bah yang didaulat sebagai Rumah Tuhan. Dari sinilah, awal mula haji, ibadah akbar umat Islam di seluruh dunia.

Karena tidak beratap dan bertembok rendah, sekitar dua meter, barang-barang berharga di dalamnya sering dicuri. Bangsa Quraisy yang memegang kendali atas Mekkah ribuan tahun setelah kematian Ibrahim berinisiatif untuk merenovasinya. Untuk melakukan hal ini, terlebih dahulu bangunan awal harus dirubuhkan.

Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumy adalah orang yang pertama kali merobohkan Ka’bah untuk membangunnya menjadi bangunan yang baru.

Pada zaman Nabi Muhammad, renovasi juga pernah dilakukan pasca banjir besar melanda. Perselisihan muncul di antara keluarga-keluarga kaum Quraisy mengenai siapakah yang pantas memasukkan Hajar Aswad ke tempatnya di Ka’bah.

Rasulullah berperan besar dalam hal ini. Dalam sebuah kisah yang terkenal, Rasulullah meminta keempat suku untuk mengangkat Hajar Aswad secara bersama dengan menggunakan secarik kain. Ide ini berhasil menghindarkan perpecahan dan pertumpahan darah di kalangan bangsa Arab.

Renovasi terbesar dilakukan pada tahun 692. Sebelum renovasi, Ka’bah terletak di ruang sempit terbuka di tengah sebuah mesjid yang kini dikenal dengan Masjidil Haram. Pada akhir tahun 700-an, tiang kayu mesjid diganti dengan marmer dan sayap-sayap mesjid diperluas, ditambah dengan beberapa menara. Renovasi dirasa perlu, menyusul semakin berkembangnya Islam dan semakin banyaknya jemaah haji dari seluruh jazirah Arab dan sekitarnya.

Wajah Masjidil Haram modern dimulai saat renovasi tahun 1570 pada kepemimpinan Sultan Selim. Arsitektur tahun inilah yang kemudian dipertahankan oleh kerajaan Arab Saudi hingga saat ini.

Pada penyatuan Arab Saudi tahun 1932, negara ini didaulat menjadi Pelindung Tempat Suci dan Raja Abdul Aziz adalah raja pertama yang menyandang gelar Penjaga Dua Mesjid Suci, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Pada pemerintahannya, Masjidil Haram diperluas hingga dapat memuat kapasitas 48.000 jemaah, sementara Masjid Nabawi diperluas hingga dapat memuat 17.000 jemaah.

Pada pemerintahan Raja Fahd tahun 1982, kapasitas Masjidil Haram diperluas hingga memuat satu juta jemaah. Renovasi ketiga selesai pada tahun 2005 dengan tambahan beberapa menara. Pada renovasi ketiga ini, sebanyak 500 tiang marmer didirikan, 18 gerbang tambahan juga dibuat. Selain itu, berbagai perangkat modern, seperti pendingin udara, eskalator dan sistem drainase juga ditambahkan.

Saat ini, pada masa kepemimpinan Raja Abdullah bin Abdul-Aziz, renovasi keempat tengah dilakukan hingga tahun 2020. Rencananya, Masjidil Haram akan diperluas hingga 35 persen, dengan kapasitas luar mesjid dapat menampung 800.000 hingga 1.120.000 jemaah. Jika rampung, bagian dalam Masjidil Haram akan dapat menampung hingga dua juta jemaah.

Banjir Ka’bah

Bencana alam yang mungkin sering terjadi di wilayah Mekkah adalah banjir. Terbesar tentu saja pada masa banjir bandang Nabi Nuh. Kala itu seluruh bangunan Ka’bah runtuh. Banjir juga terjadi beberapa kali di masa Nabi Muhammad. Sepeninggalnya, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, banjir merusak dinding-dinding Ka’bah.

Salah satu banjir yang sempat terdokumentasikan adalah banjir besar pada tahun 1941. Dalam gambar yang dipublikasikan secara luas, terlihat bagian dalam Masjidil Haram terendam banjir hingga hampir setengah tinggi Ka’bah.

Di beberapa tempat bahkan mencapai leher orang dewasa. Banjir-banjir inilah yang kemudian membuat beberapa tiang mesjid yang terbuat dari kayu menjadi lapuk dan rapuh. Kerajaan Saudi terpaksa harus melakukan perbaikan beberapa kali untuk mengatasi hal ini.

Banjir sering terjadi di Mekkah karena letak geografis kota tersebut yang diapit beberapa bukit. Hal ini menjadikan Mekkah berada di dataran rendah yang letaknya seperti mangkuk. Air hujan tidak dapat dapat mudah diserap oleh tanah, mengingat lahan Timur Tengah yang tandus. Alhasil banjir bisa berlangsung selama beberapa lama. Ditambah lagi, sistem drainase kala itu tidak sebaik sekarang.

Selain banjir, berbagai insiden pertumpahan darah tercatat pernah mewarnai sejarah Masjidil Haram. Mulai dari zaman sebelum Nabi Muhammad lahir hingga ke zaman modern di abad ke 20. Beberapa insiden tersebut diakhiri dengan kemenangan para penguasa Ka’bah.

Serangan Gajah

Serangan terhadap Ka’bah yang paling terkenal terjadi pada tahun 571 Masehi, tahun kelahiran Nabi Muhammad. Kala itu, sebanyak 60.000 pasukan gajah yang dipimpin oleh Gubernur Yaman, Abrahah, berencana menyerbu Mekkah dan menghancurkan Ka’bah.

Negara Yaman adalah salah satu negara Kristen besar kala itu. Sebuah gereja besar yang indah didirikan pada pemerintahan Raja Yaman, Habshah. Gereja tersebut bernama Qullais. Abrahah sebagai pembina gereja bersumpah akan memalingkan pemujaan warga Arab dari Ka’bah di Mekkah ke gerejanya di Yaman.

Alkisah, mendengar hal ini, seorang Arab dari qabilah Bani Faqim bin Addiy tersinggung kemudian masuk ke dalam gereja dan membuang hajat di dalamnya. Abrahah marah luar biasa dan bersumpah akan meruntuhkan Ka’bah. Berangkatlah dia beserta tentara terkuatnya, menunggang 60.000 ekor gajah.

Tidak ada satupun kekuatan kabilah Arab Saudi yang mampu menandingi kekuatan puluhan ribu tentara gajah tersebut. Berdasarkan komando dari kakek Muhammad, Abdul Mutalib, para penduduk Mekkah mengungsi ke puncak-puncak bukit di sekeliling Ka’bah. Berangkatlah rombongan tentara Abrahah menuju Ka’bah, hendak menghancurkan bangunan mulia tersebut.

Menurut kisah, laju tentara gajah terhenti akibat serangan dari ribuan burung Ababil. Burung-burung ini membawa tiga butir batu panas di kedua kakinya dan paruhnya. Dilepaskannya batu-batu tersebut di atas tentara gajah. Batu yang konon berasal dari neraka itu menembus daging para tentara dan gajah-gajah mereka. Sebuah tafsir mengatakan burung-burung itu membawa penyakit cacar yang menyebabkan para tentara Abrahah tewas akibat bisul yang sangat panas.

Inilah sebabnya, tahun penyerangan tentara Abrahah ke Mekkah dinamakan sebagai Tahun Gajah. Kisah ini juga tertulis jelas di surat Al Fiil di kitab suci Al-Quran. “Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (Al Fiil: 3-4).

Bentrok dengan Iran

Di zaman modern, insiden paling sering adalah bentrok aparat keamanan Arab Saudi dengan para demonstran asal Iran. Kehadiran para demonstran merupakan perintah dari pemerintah Iran agar para jemaah haji Iran menyampaikan protes terhadap kerajaan Saudi.

Kerusuhan terparah terjadi pada 31 Juli 1987 yang menewaskan 401 orang. Di antaranya adalah 275 warga Iran, 85 warga Arab Saudi, dan 42 jemaah haji asal negara lain. Sebanyak 643 orang terluka, kebanyakan adalah jemaah haji Iran.

Perseteruan antara Arab Saudi dengan Iran sudah berlangsung relatif lama. Dimulai saat Muhammad bin Abdul Wahhab, ulama Salaf kenamaan Arab Saudi, memerintahkan penghancuran beberapa makam yang dikultuskan umat Islam di Hejaz, termasuk makam ulama Syiah Al-Baqi, pada tahun 1925.

Tindakan ini tidak ayal membuat marah pemerintahan dan rakyat Iran yang mayoritas Syiah. Kemelut pun dimulai, Iran menyerukan penggulingan pemerintahan di Arab Saudi dan melarang seluruh warga Iran pergi haji pada tahun 1927.

Ketegangan bertambah parah setelah pada tahun 1943, pemerintah Arab Saudi memenggal kepala seorang jemaah haji Iran karena membawa kotoran manusia di pakaiannya ke dalam Masjidil Haram di Mekkah.

Iran protes keras dan melarang warganya pergi haji hingga tahun 1948.

Sejak saat itu, demonstrasi jemaah haji Iran terus dilakukan di Mekkah. Ini berkat imbauan Ayatullah Khomeini pada tahun 1971 yang memerintahkan setiap jemaah haji Iran untuk berhaji sambil menyampaikan pandangan politik mereka terhadap pemerintah Arab Saudi. Para jemaah Iran menyebut demonstrasi ini dengan nama “Menjaga Jarak dengan Para Musryikin.”

Pada tahun 1982, situasi kedua negara sempat tenang. Khomeini memerintahkan rakyatnya menjaga ketertiban dan perdamaian, tidak menyebarkan pamflet-pamflet propaganda, dan untuk tidak mengkritik pemerintahan Arab Saudi.

Sebagai balasannya, kerajaan Arab Saudi membebaskan jemaah haji Iran untuk kembali berhaji. Sebelumnya, Saudi membatasi jumlah jemaah haji asal Iran untuk menghindari konflik.

Ketegangan kembali terjadi pada Jumat, 31 Juli 1987. Para jemaah haji Iran melakukan pawai protes menentang para musuh Islam, yaitu Israel dan Amerika Serikat, di kota Mekkah. Ketika sampai di depan Masjidil Haram, mereka diblokir oleh aparat keamanan Arab Saudi, namun mereka tetap memaksa masuk.

Bentrokan berdarah kemudian terjadi yang mengakibatkan situasi kacau dengan beberapa orang terinjak-injak oleh massa yang panik.

Ada beberapa versi pemicu kematian ratusan orang pada insiden ini. Pemerintah Iran mengatakan, aparat keamanan Saudi melepaskan tembakan ke arah demonstran damai, sementara Arab Saudi mengatakan bahwa korban tewas akibat terjepit dan terinjak jemaah yang panik. Akibat hal ini, hubungan kedua negara kembali renggang dan pemerintah Arab Saudi kembali menerapkan pembatasan jemaah haji Iran.

Mahdi Palsu

Peristiwa berdarah lainnya terjadi pada 20 November 1979. Kala itu ratusan orang bersenjata menguasai Masjidil Haram dan menyandera puluhan ribu jemaah haji di dalamnya.

Penyanderaan dipimpin oleh Juhaimin Ibnu Muhammad Ibnu Saif al-Otaibi yang mengatakan saudara iparnya, Muhammad bin Abd Allah Al-Qahtani, adalah Imam Mahdi atau sang penyelamat akhir zaman.

Dilaporkan sebanyak 400-500 militan Otaibi, termasuk di dalamnya wanita dan anak-anak, mengeluarkan senjata yang mereka sembunyikan di balik baju dan merantai gerbang Masjidil Haram. Mereka memerintahkan para jemaah untuk tunduk kepada Mahdi palsu, Al-Qahtani. Penyanderaan berlangsung selama dua minggu, sebelum akhirnya para militan diberantas oleh pasukan bersenjata gabungan antara Arab Saudi dengan beberapa negara.

Pasukan Arab Saudi sempat dipukul mundur karena hebatnya persenjataan para militan. Seluruh warga Mekkah dievakuasi ke beberapa daerah.

Pasukan kerajaan siap melakukan gempuran mematikan. Namun, mereka harus meminta izin dari ulama besar Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, yang telah melarang segala jenis kekerasan di Masjidil Haram. Akhirnya dia mengeluarkan fatwa penyerangan mematikan untuk mengambil alih Ka’bah.

Dilaporkan 255 jemaat haji dan militan Otaibi tewas dalam penyerangan tersebut, sebanyak 560 orang terluka. Dari sisi tentara Arab Saudi, sebanyak 127 tewas dan 451 terluka.

Berbagai cerita berbeda mengisahkan saat-saat penyerangan oleh tentara gabungan Arab Saudi, Pakistan dan Perancis.

Salah satu laporan mengatakan tentara membanjiri Masjidil Haram dengan air dan mengalirinya dengan listrik, menyetrum para militan. Laporan lainnya mengatakan para tentara menggunakan gas beracun. Pasukan Perancis dipanggil karena pasukan Arab Saudi tidak berdaya.

Tentara Perancis ini dikabarkan menjadi Muslim dahulu sebelum masuk Masjidil Haram. Langkah ini mereka lakukan lantaran Masjidil Haram hanya boleh dimasuki oleh umat Muslim. Allahu a’lam.

Sumber : https://www.rumahzakat.org/inilah-sejarah-kabah-dari-masa-ke-masa-2/

Keutamaan & Hikmah Umroh yang Perlu Anda Ketahui

Keutamaan & Hikmah Umroh yang Perlu Anda Ketahui

Hikmah Umroh – Pada kesempatan kali ini akan membahas tentang hikmah umroh yang masih banyak orang belum mengetahuinya. Umroh berarti mengunjungi Baitullah dengan tujuan beribadah kepada Allah. Umrah adalah ibadah khusus muslim. Umroh hampir sama dengan haji, namun berbeda di rukunnya. Apabila Kita melaksanakan ibadah haji, harus menunggu antrian yang cukup panjang. Namun, apabila Kita melakukan ibadah umroh hanya menunggu antrian yang cukup pendek.

Keistimewaan dan Keutamaan Umroh yang Perlu Anda Ketahui

Arti dari hikmah umroh dapat dirasakan oleh setiap orang. Namun, pada dasarnya apabila umroh dilakukan dengan ikhlas, setiap orang akan merasakan kenikmatan haqiqi ketika melaksanakannya. Hal ini disebabkan karena hati dan jiwa sudah terpaut untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Nah, apa saja hikmah dari melaksanakan ibadah umroh? Mari Kita simak ulasan di bawah ini.

  1. Ibadah umrah yang satu dengan umrah berikutnya adalah penghapus dosa

Seorang muslim yang menjalankan ibadah umroh lalu beberapa tahun kemudian ia melakukan umroh kembali maka dosa-dosanya pada rentang waktu dari umroh pertama ke umroh kedua akan diampuni oleh Allah SWT.

Suatu umroh kepada umroh yang lain adalah kafarrah (menghapuskan dosa) di antara keduanya dan haji yang mabrur (diterima) itu tidak ada balasan baginya selain syurga,” (HR. Bukhari).

  1. Umrah merupakan jihad bagi wanita dan orang lemah

Ibadah umrah merupakan jihad bagi kaum perempuan dan orang-orang yang lemah. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah RA. Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, ‘Aisyah berkata: “Aku bertutur: ‘Ya Rasulullah, apakah ada kewajiban berjihad bagi kaum wanita?’ Beliau berkata: ‘Bagi wanita adalah jihad yang tidak ada peperangan padanya, yaitu haji dan umrah.” (HR. Ibdu Majah, Dishahihkan oleh al-Albani)

  1. Wafat saat menjalankan ibadah Umrah pahalanya akan dicatat sampai hari kiamat

Orang yang wafat saat melaksanakan ibadah umroh akan mendapatkan keutamaan pahalanya dicatat sampai hari kiamat. Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, beliau berkata: Rasulullah shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Barangsiapa keluar dalam melaksanakan haji lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang haji hingga hari kiamat. Barangsiapa keluar dalam melaksanakan umrah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang melaksanakan umrah sampai hari kiamat, dan barangsiapa keluar dalam berperang dijalan Allah lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala seorang yang berperang dijalan Allah sampai hari kiamat.”

  1. Ibadah Umrah menghilangkan kefakiran

Ibadah umrah akan menghilangkan kefakiran. Itu bisa kita lihat dari saudara-saudara kita yang melkukan ibadah umrah atau haji, kehidupan mereka menjadi lebih baik dan rezeko mereka semakin terbuka. Itulah salah satu fadillah ibadah umrah. Semua biaya yang dikeluarkan untuk berangkat Haji dan Umrah akan diganti oleh Allah SWT dengan jumlah berlipat. Ini sesuai dengan hadist Rasulullah saw,: “Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.”(HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

  1. Fadillah salat dua rakaat di Masjid Quba sama pahalanya dengan satu kali umrah dengan

Shalat di Masjid Quba ada keutamaan tersendiri. Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif RA, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia salat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala Umrah” . (HR. Tirmizi no. 298, Ibnu Majah no. 1401)

  1. Umroh di bulan Ramadhan pahalanya sama seperti haji bersama Rasullah saw

Seorang yang melaksanakan ibadah umrah di bulan Ramadhan akan mendapat pahala yang begitu besar, yaitu: pahalanya ibadah umrah di bulan Ramadhan pahalanya sama dentgan manunaikan ibadah haji dengan Rasulullah saw. Ini sesuai dengan hadist yang disabdakan oleh Rasulullah saw bersabda, “Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist lain menyebutkan: “Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku” (HR. Bukhari).

  1. Jemaah Umrah adalah tamu-tamu Allah yang doanya dikabulkan

Hikmah umroh yang pertama adalah doa yang Kita panjatkan disana, akan dikabulkan oleh Allah SWT. Ini disebabkan orang yang melaksanakan ibadah umroh adalah tamu Allah yang istimewa. Itulah yang disebutkan oleh Nabi Muhammad. Jadi, apapun yang Kita pinta lebih akan dikabulkan oleh Allah. Yang penting selalu yakin dan percaya.

Dari Jabir ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang-orang yang berhaji dan berumrah adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka dan mereka datang, maka mereka minta kepada Allah dan Allah akan mengabulkan.” (HR. Al-Bazzahr, sebagaimana dalam At-targhib, no. 1658)

  1. Sebagai Tempat untuk Instropeksi Diri

Hikmah umroh yang kedua adalah ketika Kita melaksanakan umroh di Baitullah, tempat tersebut akan menjadi tempat dimana Kita akan lebih konsentrasi dalam instropeksi terhadap dosa-dosa ataupun kesalahan-kesalahan yang Kita lakukan selama ini. Masa lalu Kita yang penuh dosa dan kelam akan menjadi bahan untuk instropeksi. Hal tersebut juga akan menjadi bahan permbelajaran untuk menjadi lebih baik lagi selanjutnya.

  1. Diberi Surga di Akhirat Kelak

Hikmah umroh selanjutnya adalah akan diberi surga oleh Allah di akhirat kelak. Menjadi tamu Allah saat menjalankan umroh adalah salah satu hal yang luarbiasa. Tidak semua orang diberi kesempatan oleh Allah untuk melaksanakan ibadah umroh. Maka Allah menjanjikan surga bagi mereka yang melaksanakan umroh. Yang terpenting kuncinya adalah umroh dengan niat ikhlas dan sungguh-sungguh untuk mendapatkan ridhoNya.

  1. Mendapatkan Ketenangan Batin

Mendapatkan ketenangan batin adalah salah satu hikmah umroh yang lainnya. Tidak heran bahwa banyak orang yang ketika ditimpa ujian ataupun masalah, mereka lebih memilih melaksanakan ibadah umroh. Hal ini disebabkan ketika mereka beribadah disana, hati mereka menjadi jauh lebih tenang. Hal ini pun menjadi suatu keistimewaan untuk lebih siap dan ikhlas dalam menghadapi ujian hidup yang sedang mereka alami.

  1. Pahala yang Didapat adalah 100.000x Lipat

Hikmah umroh lainnya adalah mendapatkan pahala 100.000x lipat. Ketika sholat munfarid Kita hanya akan mendapatkan pahala 1, dan ketika sholat berjamaah di Masjid Kita akan mendapatkan pahala 7. Namun, ketika Kita melaksanakan sholat di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, Kita akan mendapat pahala hingga 1000-100.000x lipat.

  1. Melatih Sabar

Hikmah umroh selanjutnya adalah melatih kesabarab Kita. Jangan dibayangkan ketika melaksanakan ibadah umroh, Kita tidak akan mendapatkan ujian kesabaran. Namun, disana Anda akan berdesak-desakan dengan jutaan orang yang menjadi tamu Allah SWT. Cuaca yang panas, dan letih bisa jadi akan menjadi ujian kesabaran Anda agar tidak cepat emosi dalam bertindak.

  1. Menambah Keimanan Seseorang

Hikmah umroh yang terakhir untuk dibahas di artikel ini adalah akan menambah keimanan seseorang. Biasanya, orang yang sudah berkunjung kesana dan menjadi tamu Allah, setelah kembali ke daerahnya, akan membuat imannya semakin bertambah. Hal tersebut bisa didapat apabila niat nya dari awal hanya karna Allah SWT semata. Bukan untuk pamer atau menyombongkan diri. Nah, bagaimana ulasan di atas? Menarik bukan? Semoga Kita semua diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menjadi tamu nya yg istimewa dengan melaksanakan ibadah umroh.

Baca juga:

Dalil Dan Hadits Tentang Haji Dan Umroh

Dalil Dan Hadits Tentang Haji Dan Umroh

Dalil haji Umroh – Tidak perlu dipungkiri lagi jika haji dan umroh memiliki perbedaan yang sangat mencolok baik itu dari segi tata caranya dan juga rukunnya. Tidak mengherankan jika kemudian dalil dan hadist tentang haji dan umroh inipun juga cukup berbeda di antara keduanya. Untuk lebih jelas, berikut ulasan singkat terkait dengan dalil sekaligus juga hadist yang berkaitan dengan haji ataupun umroh.

Dalil Dan Hadits Tentang Haji

Haji merupakan salah satu rukun islam yang memang wajib dikerjakan oleh kaum muslimin dan juga muslimat ketika telah siap dari segi financial, fisik dan juga psikis. Para ulama sepakat bahwa ibadah haji wajib dikerjakan oleh setiap muslim yang mampu.

Untuk ibadah haji, waktu pelaksanannya hanya pada bulan-bulan tertentu saja, yaitu pada 9 hingga 13 bulan Dzulhijjah. Masih terkait dengan dalil dan hadist tentang haji dan umroh, dikatakan bahwa waktu haji ini hanya terjadi sekali dalam satu tahun lamanya.

Berikut dalil dan hadist tentang haji. Di antara ayat al-Quran yang menjadi dasar kewajiban haji oleh para ulama adalah surah Ali Imran ayat 97 berikut,

وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًۭا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Ali Imran : 97)

Sementara itu, hadis yang menjadi dasar kewajiban haji adalah hadis riwayat dari Abu Hurairah;

 بُنِىَ الاِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ اَنْ لآ اِلَهَ اِلاَّ اﷲُ٬ وَاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اﷲِ٬ وَاِقَامِ الصَّلاَةِ وَاِيْتَاءِ الزَّكاَةِ ٬ وصَوْمِ رَمَضَانَ ٬ وَحِجِّ الْبَيْتِ لِمَنْ اِسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلاً

Islam dibangun atas lima perkara; bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadan dan melakukan haji ke Baitullah bagi orang yang mampu melakukan perjalanan ke sana.” (HR. Bukhari Muslim)

Dalil Dan Hadits Tentang Umroh

Mengenai hukum melaksanakan ibadah umroh ada perbedaan pendapat antara para ulama, ada yang mengatakan hukumnya wajib dan ada yang mengatakan hukumnya sunah muakkadah dan lainnya.

Sebelum kita menyebutkan dalil tentang umrah, ada baiknya kita sebutkan terlebih dahulu tentang pendapat para ulama tentang hukum melaksanakan ibadah umroh.

  1. Pendapat Pertama mengatakan bahwa melakukan ibadah umroh merupakan Sunnah Mu`akkadah. Ulama yang memiliki pendapat seperti ini adalah Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Asy-Syafi’i, Abu Tsaur, Ibnu Mas’ud, Imam Ahmad serta dari kalangan mazhab Zaidiyah.

Dalil-dalil yang dijadikan dasar adalah sabda Nabi SAW ketika ditanya  tentang hukum melaksanakan ibadah umroh, kemudian beliau menjawab, “Tidak. Namun jika kalian umroh, maka itu lebih baik.”

Juga berdasarkan sabda Rasulullah SAW yaitu: “Haji adalah jihad, sementara umroh hanya tathawwu.

  1. Pendapat Kedua menyebutkan bahwa hukum melaksanakan ibadah umroh adalah Wajib, terutama untuk orang-orang yang diwajibkan haji. Ini adalah pendapat Imam Asy-Syafi’i menurut versi yang paling sahih di antara kedua pendapatnya, Imam Ahmad menurut versi yang lain, Ibnu Hazm, sebagian ulama dari mazhab Maliki, kalangan mazhab Imamiyyah, Asy-Sya’bi, dan Ats-Tsauri.

Kebanyakan ulama dari kalangan sahabat juga memiliki pendapat yang sama serta mereka sepakat bahwa ibadah umroh hanya perlu dilakukan sekali seumur hidup seperti ibadah haji

  1. Pendapat Ketiga

Pendapat terkuat dalam hal ini adalah umroh merupakan ibadah wajib bagi yang mampu dengan dilakukan sekali seumur hidup. Sedangkan yang berpendapat bahwa umroh merupakan ibadah sunnah dalilnya dianggap lemah sehingga tidak dapat dijadikan hujjah.

Jadi untuk orang yang mampu, dalam sekali seumur hidup sangat dianjurkan supaya berusaha untuk  menunaikan ibadah umroh.

Ibadah ‘umroh bisa langsung ditunaikan saat melaksanakan ibadah haji dengan cara melaksanakan haji secara qiran atau tamattu’.

Karena dalam haji qiran dan tamattu’ sudah terdapat umroh di dalamnya sehingga keutamaannya bisa dapat disejajarkan dengan ibadah haji yang merupakan rukun Islam dan ibadah wajib bagi orang yang mampu.

Tanpa mengabaikan dalil dan hadist tentang haji dan umroh, disebutkan bahwa untuk ibadah umroh itu sendiri  bisa dilakukan kapanpun tanpa terikat oleh waktu. Tidak mengherankan jika kemudian banyak sekali orang yang dengan segi financial cukup bisa melakukan umroh berkali-kali.

Terkait dengan dalil dan hadist tentang haji dan umroh

Selanjutnya, menanggapi adanya dalil dan hadist tentang haji dan umroh, bisa dilihat dalam surat Ali Imran ayat 96 hingga 97 yang artinya adalah sebagai berikut.

Sesungguhnya rumah yang pertama kali dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah yang berada di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjalan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakarya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Tidak hanya dalam Al-Quran saja, kaitannya dengan dalil dan hadist tentang haji dan umroh ini juga terdapat dalam al-Hadist. Berikut ini salah satu dari hadits yang terkait dengan ibadah haji ataupun umroh yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu yang berkata bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah bersabda dalam khutbahnya.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ فَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ الْحَجَّ فَحُجُّوا ». فَقَالَ رَجُلٌ أَكُلَّ عَامٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَسَكَتَ حَتَّى قَالَهَا ثَلاَثًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَوْ قُلْتُ نَعَمْ لَوَجَبَتْ وَلَمَا اسْتَطَعْتُمْ – ثُمَّ قَالَ – ذَرُونِى مَا تَرَكْتُكُمْ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلاَفِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ فَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَىْءٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَىْءٍ فَدَعُوهُ ».

Telah diwajibkan atas kalian ibadah haji, maka tunaikanlah (ibadah haji tersebut). “Lalu ada seorang berkata, “Apakah setiap tahun, wahai Rasulullah?” Lalu beliau diam sampai orang tersebut mengatakan tiga kali, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Andaikata aku menjawab ya, niscaya akan menjadi suatu kewajiban dan niscaya kalian tidak akan mampu (melaksanakannya).” Kemudian beliau bersabda “Biarkan aku sebagaimana aku membiarkan kalian. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian ialah banyak bertanya dan banyak berselisih dengan Nabi mereka. Apabila aku memerintahkan sesuatu kepada kalian, maka laksanakanlah semampu kalian. Dan apabila aku melarang sesuatu, maka tinggalkanlah.” (Shahih Muslim (no. 639)], Shahih Muslim (II/970, no. 1337), Sunan an-Nasa-I (5/110)).

Itulah salah satu contoh dari dalil dan hadist tentang haji dan umroh yang menjadi dasar dari ibadah haji ataupun umroh. Jadi, bagi Anda yang memang saat ini sudah tercukupi dari segi financial, maka segeralah untuk mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji. Namun, jika penantian ibadah haji sangatlah lama, Anda bisa mencoba untuk menjalankan ibadah umroh terlebih dahulu.

Baca juga:

Doa Umroh Lengkap, Doa Berangkat Umroh, Doa Pulang Umroh dan Doa Untuk Orang yang Berangkat Umroh

Doa Umroh Lengkap Doa Berangkat Umroh Doa Pulang Umroh dan Doa Untuk Orang yang Berangkat Umroh

Doa Umroh – Berniat untuk melaksanakan ibadah umroh harus disertai dengan doa umroh lengkap yang benar. Kita harus menguasai doa untuk orang yang berangkat umroh agar perjalanan umroh bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan keinginan dan tujuan Kita. Di mana di dalam doa-doa tersebut ada harapan yang kuat serta bukti kesungguhan hati yang sudah berniat untuk melaksanakan umroh.

Doa- doa untuk orang yang berangkat umroh ini hampir sama dengan doa-doa yang dipanjatkan saat akan berangkat haji, jadi bagi Kita yang akan melaksanakan haji tetapi masih menunggu kloter keberangkatan, menghafal doa umroh ini menjadi keuntungan tersendiri. Kita nantinya saat akan berangkat haji sudah tidak perlu menghafal dari awal lagi.

Adapun kumpulan doa umroh lengkap yang sudah disediakan panduannya dalam bentuk buku praktis dan akan Kita dapatkan saat sudah mendaftarkan diri sebagai calon jama’ah umroh. Buku panduan ini dijamin lebih lengkap dan akan dipandu secara langsung oleh pemandu umroh saat nanti pelaksanaan umroh.

Doa Umroh Lengkap

Hafalan doa harus dilakukan oleh para calon jamaah umroh sebagai persiapan untuk beribadah dengan maksimal di Tanah Suci. Semua doa harus dikuasai. Doa umroh lengkap namanya. Dikatakan lengkap, karena doa umroh bukan hanya sebatas niat menjalankan umroh saja, melainkan dibarengi dengan rangkaian kegiatan umroh yang lainnya.

Bahkan sebelum membaca niat umroh, Kita harus membaca doa berangkat umroh. Dalam hal inilah adalah doa yang Kita lafadzkan saat meninggalkan rumah. Setelah umroh selesai dan akan pulang ke rumah, ada juga doanya, yakni doa pulang umroh.

Dari rumah sampai ke rumah lagi menjadi kumpulan doa-doa lengkap untuk ibadah umroh. Semuanya terangkum dalam buku pegangan buku doa umroh lengkap yang dibagikan kepada calon jama’ah umroh. Ada satu paket koper, baju ihram, identitas jamaah dan juga tidak lupa buku panduan bdoa umroh lengkap yang dibagikan kepada calon jamaah umroh. Kita tidak perlu bingung lagi jika ingin menghafalkan dan memang beum hafal sampai hari H keberangkatan, karena ada buku panduan lengkapnya.

Doa Berangkat Umroh

Doa berangkat umroh adalah doa yang dilafadzkan saat akan berangkat umroh. Biasanya menajdi satu saat digelarnya pengajian. Seperti yang Kita lihat dan ketahui selama ini, keberangkatan umroh selalu dilakukan dengan menggelar pengajian di rumah. Inilah momen di mana Kita melafadzkan doa berangkat umroh, yakni tujuannya sekaligus meminta doa kepada para tetangga, saudara, dan juga kepada semua orang agar pelaksanaan ibadah umroh berjalan dengan lancar.

Isi bacaan doa berangkat umroh ini layaknya doa yang diucapkan saat akan bepergian. Namun bedanya, doa berangkat umroh ini diucapkan sembari melaksanakan sholat sunnah dua raka’at. Jadi sebelum berangkat umroh, para calon jamaah umroh harus melaksanakan ibadah sholat dua raka’at.

Ketentuan sholat dua rakaat yang dilakukan sebelum berangkat umroh adalah :

  1. Di rokaat pertama, membaca surat Al Fatihah dan surat Al Kafirun.
  2. Di rokaat kedua, membaca surat Al Fatihah dan surat Al Ikhlas.
  3. Setelah salam, maka Kita membaca doa berangkat umroh berikut :

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

  الحَمْدُ لِلهِ الذِيْ هَدَانِيْ بِالإسْلَامِ، وَأَرْشَدَنِيْ إلَى أدَاءِ مَنَاسِكِي حَاجًا بِبَيْتِهِ وَمُعْتَمِرًا بِمَشَاعِرِه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلى النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلى آلهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِينَ. اللَّهُمَّ إِلَيْكَ تَوَجَّهْتُ، وَبِكَ اعْتَصَمْتُ. اللَّهُمَّ اكْفِنِي مَا هَمَّنِي وَمَا لاَ أَهْتَمُّ لَهُ، اللَّهُمَّ زَوِّدْنِي التَّقْوَى، وَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي

Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepadaku dengan Islam dan memberi bimbingan kepadaku untuk menunaikan manasik haji di rumah-Nya dan mengerjakan umroh di tempat lambang-lambang keagungan-Nya (Masya’ir).

Ya Allah, berilah salawat atas Nabi yang tidak bisa baca dan tulis (ummi) dan atas keluarga dan para sahabatnya sekalian. Ya Allah, kepada-Mu aku menghadap dan dengan-Mu aku berpegang teguh. Ya Allah lindungilah aku dari sesuatu yang menyusahkan dan sesuatu yang tidak aku perlukan. Ya Allah, bekalilah aku dengan taqwa dan ampunilah dosaku.”

Dalam tuntutan doa umroh lengkap, ternyata doa berangkat umroh bukan hanya satu saja, melainkan ada beberapa. Setelah membaca doa setelah melaksanakan sholat dua rokaat di atas, doa berangkat umroh pun harus dilafadzkan lagi saat akan meninggalkan rumah menuju ke Embarkasi. Berikut adalah bunyinya :

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ

اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ

Artinya : “Ya Allah, kami mohon kepadamu dalam perjalanan ini kebajikan katakwaan dan amal yang Engkau ridhoi Ya Allah, ringankanlah atas kami perjalanan ini, dekatkanlah jaraknya perjalanan ini, Ya Alloh Engkaulah temanku dalam perjalanan ini dan Engkaulah sebagai pengganti yang melindungi keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari pada kesusahan perjalanan ini, dari pemandangan yang menyakitkan dan dari nasib yang sial dalam harta dan keluarga.” ( HR. Muslim )

Doa untuk berangkat umroh pun kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan niat umroh yang berbunyi : “Labbaikallahumma ‘umratan. Yang artinya ‘Aku sambut panggilanMu ya Allah untuk menjalankan umroh.”

Setelah membaca niat, barulah kemudian Kita berganti pakaian dengan menggunakan kain ihram. Pelaksanaan umroh pun dimulai.

Doa Pulang Umroh

Saat akan persiapan berangkat umroh, Kita menggelar pengajian untuk meminta doa restu orang lain. Lalu Kita diharuskan membaca doa berangkat umroh. Berbeda dengan saat Kita akan pulang umroh, maka Kita harus mengucapkan doa pulang umroh. Ini adalah doa wajib yangharus Kita lafadzkan.

Apalagi dalam adab yang sesuai dengan ketentuan Agama, setelah pulang umroh pun akan ada banyak tamu yang datang ke rumah. Tujuannya adalah untuk bersua dengan orang yang baru pulang umroh serta mengharapkan keberkahan doa pulang umroh. Untuk itulah ada doa yang dipanjatkan bagian para jamaah umroh yang sudah pulang.

Doa orang yang baru saja melaksanakan umroh diyakini sangat manjur karena memang dijanjikan dalam hadits, bahwa orang yang mau berumroh, doanya pasti dikabulkan.

Di dalam buku panduan umroh sudah ada bacaan doa pulang umroh yang bisa Kita hafalkan. Semuanya lengkap dengan artinya, sehingga Kita menjadi tahu apa yang Kita panjatkan dalam doa tersebut. Setelah meningglakan Tanah Suci, sebaiknya doa ini langsung dibaca.

Dalam praktiknya, doa umroh akan dilafadzkan pada saat para tamu akan pulang. Berikut adalah do’a pulang umroh.

“Bismillâhirrahmânirrahîm. Allâhumma shalli ‘ala sayyidinâ Muhammad wa ‘ala âli sayyidinâ Muhammad. Allâhumma balligh ashâbana wa ikhwânana wa aqribâ’ana ilal makkah wal madînah wa barikhum liziyârati baytika wa maqbarati rasûlikal muqaddasah birahmatika ya arhamar râhimin. Allahummar zuqna ziyâratal haramayn marratan ba’da marratin li-adâ’i farîdati nusûkika ya Allâh. Walhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.”

Artinya : “Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” “Ya Allah berilah kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad saw. dan keluarganya.” “Ya Allah, berilah kemampuan bagi sahabat-sahabat kami, saudara-saudara kami, kaum kerabat kami untuk datang ke Mekah dan Madinah. Berkahilah mereka agar dapat berkunjung ke rumahMu, Kakbah, dan pusara RasulMu yang suci dengan kasih sayangMu wahai yang Maha Pengasih.”

Ya Allah, berilah kami rezeki agar dapat mengunjungi Haramain (Mekah dan Madinah) berulang kali untuk menunaikan semua ibadah ya Allah.” “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta sekalian alam.”

Doa tersebut memiliki makna yang sangat bagus, karena ada doa untuk semua tamu yang datang untuk bisa ketularan melaksanakan ibadah umroh. Hal tersebut sangat penting, kaitannya dengan maksud dan tujuan para tamu yang datang. Mereka merasa senang karena saudaranya bisa melaksanakan umroh. Lalu mereka pun berharap untuk bisa menjalankannya juga.

Dalam buku tuntunan doa umroh lengkap sudah disediakan. Doa orang umroh akan diamini oleh para tamu dan dilengkapi dengan mencicipi air zam-zam yang disediakan.

Di akhir doa pulang umroh, Kita tidak lupa melafadzkan doa sapu jagad. Sebuah doa yang paling bagus dan memiliki manfaat yang luar biasa. “Rabbanaa aatinna fiddun yaa hasanah wa fil akhirati hasanah aqinna adza bannaar. wa adkhilnal jannata ma al abraar. Ya azizu ya ghafar ya robbal alamiin.”

Doa Untuk Orang yang Berangkat Umroh

Adapun dalam berumroh ternyata bukan hanya dibebankan kepada orang yang melaksanakan umroh saja. Dalam hal ini adalah pembacaan doanya. Di mana orang lain atau tamu yang datang juga disunnahkan untuk membaca  untuk orang yang berangkat umroh.

Di mana doa yang dimaksud adalah doa untuk orang yang berangkat umroh yang sudah disediakan dalam buku panduan doa umroh lengkap. Tujuannya adalah untuk ikut mendoakan agar perjalanan umroh berhasil dan lancar. Bisa sampai Tanah Air dengan selamat.

Berikut adalah doa untuk orang yang berangkat umroh :

تَقَبَّلَ اللَّهُ عُمْرَتَك ، وَغَفَرَ ذَنْبَك ، وَأَخْلَفَ عَلَيْك نَفَقَتَك

Artinya: “Semoga Allah menerima umrah anda, semoga Allah mengampuni dosa anda dan memberi ganti untuk biaya perjalanan anda.

Saling mendoakan antara orang yang umroh dan yang belum melaksanakan umroh. Saling mendoakan untuk yang terbaik, di mana orang yang umroh mendoakan bagi yang belum bisa umroh untuk bisa umroh, dan yang belum bisa umroh mendoakan agar yang baru pulang umroh bisa mabrur dengan limpahan rejeki yang lebih baik lagi.

Arti doa tersebut juga sebagai ucapan terima kasih kepada orang yang baru pulang umroh karena telah memberikan jamuan yang terbaik saat berkunjung. Jamuan yang dibawa langsung sebagai oleh-oleh dari tanah suci tersebut juga menjadi penyempurna ibadah umroh, karena dicatat sebagai sedekah.

Layaknya kertas yang baru diproduksi, warna putihnya akan terlihat sangat putih. Jangan sia-siakan kesempatan untuk menyambut banyak tamu yang datang ke rumah ini, karena Kita masih sama dengan melakuka ibadah. Penyambutan ini biasa disebut dengan sejarah umroh. Isinya adalah untuk silaturohmi dan berbagai pengalaman saat melaksanakan ibadah umroh di Tanah Suci.

Do’a-do’a untuk umroh bukan hanya untuk doa saat melaksanakan umroh saja, melainkan juga doa untuk berangkat hingga pulang lagi ke tanah air. Ada makna kesungguhan hati dlam beribadah pada lafadz doa berangkat umroh dan ada makna kerukunan dari adanya doa pulang umroh dan doa untuk orang yang berangkat umroh. Pada intinya, kumpulan doa umroh lengkap tersebut adalah untuk meminta kemudahan, keselamatan, dan kelancaran dalam menjalankan ibadah umroh kepada Allah SWT. Kita harus mengandalkannya serta memahami artinya. Bukan hanya sekedar menghafal dan tanpa memaknainya. Tujuannya adalah agar ibadah umroh yang Kita lakukan ini menjadi mabrur.

Baca juga:

Pengertian Haji dan Umroh dan Tata Caranya

Pengertian Haji dan Umroh – Setiap umat Islam pasti ingin bisa melaksanakan ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima. Jika telah diberi kesiapan mental, fisik dan finansial, tidak ada alasan menunda pelaksanaan ibadah haji ke Tanah Suci. Di Indonesia sendiri, antrian melakukan ibadah haji begitu lama hingga bertahun-tahun. Tak heran jika banyak masyarakat di Indonesia yang memilih ibadah umroh demi menuntaskan rindu ke Baitullah. Sebenarnya bagaimana pengertian haji dan umroh dan tata caranya?

Pengertian haji

Haji merupakan salah satu penyempurna rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan setiap umat Islam. Ketentuan melakukan haji adalah mampu dalam artian materi, fisik dan ilmu. Haji memiliki arti datang dan berniat sedangkan haji menurut istilah memiliki makna berniat pergi ke Baitullah dengan niat pada tempat dan waktu yang telah ditentukan demi melaksanakan serangkaian ibadah. Pengertian haji dan umroh dan tata caranya akan membantu Anda memahami niat utama melakukan ibadah suci ini.

Syarat haji sendiri ada lima yaitu beragama Islam, berakal, baligh, merdeka dan mampu. Barang siapa yang telah memenuhi lima syarat haji di atas, wajib segera melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Pengertian haji dan umroh dan tata caranya wajib dimengerti setiap muslim agar bisa melaksanakan rangkaian ibadah dengan benar berdasarkan mahzab yang dianut.

Tata cara melaksanakan ibadah haji

Pengertian haji dan umroh dan tata caranya harus dipelajari setiap umat Islam agar bisa melakukan ibadah secara tenang dan benar. Berdasarkan mahzab Syafi’i yang dianut di Indonesia, berikut tata cara melaksanakan ibadah sesuai dengan rukun haji.

  1. Ihram

Hal pertama yang wajib dilakukan calon jamaah haji adalah melakukan niat saat miqat hendak memulai ibadah haji. Anda harus mengucapkan lafadz niat yaitu Labaikallahuma khajaa yang bermakna memenuhi panggilan Allah SWT untuk berhaji. Ihram merupakan bagian pertama yang masuk dalam pengertian haji dan umrah dan tata caranya  yang merupakan hal vital.

Para jamaah haji laki-laki tidak boleh memakai pakaian berjahit sedangkan apra wanita memakai baju tertutup tanpa cadar atau sarung tangan. Sebaiknya lakukan sunnah saat ihram seperti mandi, memotong kuku, memakai kain atasan berwarna putih bersih dan memakai sandal.

  1. Thawaf

Pengertian haji dan umroh dan tata caranya setelah ihram adalah melakukan thawaf adalah  mengelilingi Ka’bah selama 7 kali putaran dengan syarat yang harus dipenuhi antara lain suci dari hadas dan najis baik badan atau pakaian, menutup aurat secara sempurna, Ka’bah harus berada di kiri saat jamaah haji mengelilingi dan harus memulai mengelilingi Ka’bah dari Hajar Aswad yang berada di salah satu pojok Ka’bah dan berakhir di tempat sama.

  1. Melakukan Sa’i antara Shafa dan Marwah

Sa’i merupakan tata cara melakukan ibadah Haji yang telah disebutkan Rasulullah dalam hadist riwayat Ahmad. Jamaah haji harus berjalan sebanyak tujuh putaran dari bukit Safa ke bukit Marwah. Pengertian haji dan umroh dan tata caranya sama-sama wajib melakukan sa’i.

  1. Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah memiliki pengertian berdiam di padang Arafah dengan memperbanyak kegiatan untuk berdzikir dan beristigfar kepada Allah SWT. Waktu wukuf akan dilaksanakan saat matahari tergelincir di ujung barat  tanggal 9 Dzulhijjah hingga fajar terbit pada hari raya Idul Adha. Jika seorang jamaah haji berwukuf diluar waktu yang telah ditentukan, para jumhur ulama menyebut bahwa ia belum melakukan wukuf.

Selain rukun haji yang wajib dilakukan secara berurutan, jamaah haji juga harus melaksanakan wajib haji. Wajib haji harus dilaksanakan agar jamaah tidak membayar denda (dam) meskipun ibadah haji yang dilakukan tetap sah.

Wajib Haji

Wajib haji yang harus dilakukan antara lain:

  1. Ihram dari miqot

Tempat pembatas jamaah haji menggunakan ihram adalah miqot yang telah ditentukan sejak jaman nabi Muhammad SAW. Pengertian haji dan umroh dan tata caranya mewajibkan jamaah niat dan memakai pakaian ihram sejak di daerah ini termasuk saat melewati pembatas menggunakan pesawat.

  1. Wukuf di Arafah

Durasi waktu sampai batas maghrib jika jamaah memulai wukuf saat siang hari.

  1. Mabit di Muzdalifah

Setelah melaksanakan wukuf, para jamaah haji akan melaksanakan menginap atau mabit di Muzdalifah hingga terbit fajar. Para jamaah bisa mengambil kerikil 7 buah di Muzdalifah pada hari Idul Adha.

  1. Melempar jumroh

Melempar jumroh dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah atau jumroh Aqobah dan sunnah melakukan takbir di sela melempar jumroh.

  1. Mabit di Mina

Bermalam di Mina dilakukan pada hari tasyriq yaitu 11,12 dan 13 Dzulhijah.

  1. Mencukur atau memendekkan rambut

Bagi laki-laki wajib mencukur atau memendekkan kepala sampai habis sedangkan kaum wanita hanya perlu memotong rambut satu ruas jari saja.

  1. Tawaf Wada’

Merupakan rangkaian ibadah haji yang terakhir yaitu melakukan tawaf wada’ atau perpisahan. Wajib dilakukan oleh semua jamaah haji selain penduduk kota Mekkada dan wanita haid.

Pengertian haji dan umroh dan tata caranya harus dipelajari agar tidak memicu kesalahan rukun haji yang dilupakan sehingga haji tidak sah. Selain itu, jamaah juga harus melakukan sunnah haji yang bernilai pahala besar seperti melantunkan talbiyah, melakukan thawaf qudum, shalat di Hijr Ismail, mencium Hajar Aswad dan lain-lain. Lalu, bagaimana beda rangkaian ibadah haji dan umroh?

Pengertian umroh

Umroh merupakan rangkaian ibadah yang terdiri dari ihram, thawaf, sai dan tahalul. Busa dilakukan kapan saja kecuali hari Arafah 10 Dzulhijah dan hari tasyriq yaitu 11,12, 13 Dzulhijah. Saat melakukan ibadah haji, umroh bisa masuk dalam kegiatan sunnah tergantung cara mengerjakan haji tersebut.

Haji Ifrad mewajibkan ihram di miqot dengan niat beribadah haji semata sedangkan ibadah umroh bisa tidak dilakukan atau dilakukan setelah haji selesai. Haji Qiran menggabungkan dua rangkaian ibadah secara bersamaan yaitu haji dan umroh dalam satu waktu sekaligus sedangkan haji tamattu’ merupakan cara melaksanakan ibadah haji dengan pelaksanaan umroh terlebih dahulu.

Tata cara melaksanakan ibadah umroh

Pengertian haji dan umroh dan tata caranya akan mengajak Anda mempelajari syariat Islam secara detail. Setidaknya rangkaian acara melaksanakan ibadah umroh sama dengan ibadah haji kecuali melakukan rukun haji yaitu wukuf di padang Arafah, mabit di Muzdalifah dan melempar jumroh. Selain hal yang disebutkan, jamaah umroh harus tetap melakukan rangkaian ibadah yang sama.

Selain itu, hukum melaksanakan umroh adalah sunnah sedangkan haji memiliki keutamaan wajib sebagai penyempurna agama Islam. Toh, Anda bisa melaksanakan ibadah umroh kapan saja tanpa harus menunggu musim haji tiba. Waktu yang paling direkomendasikan untuk melaksanakan ibadah khususnya umroh adalah momen Ramadhan tiba. Setiap orang berlomba mengumpulkan pahala sebesar-besarnya dengan banyak beribadah dan berdoa di Tanah Suci.

Pengertian haji dan umroh dan tata caranya akan Anda pelajari bersama dengan konsultan atau pembimbing pusat travel haji dan umroh. Pastikan Anda memilih jasa travel umroh dan haji yang terpercaya dan kredibel agar bisa mendapatkan fasilitas yang menarik. Salah satu fasilitas menarik tersebut adalah bimbingan pra haji atau umroh yang sangat bermanfaat menambah keilmuan masyarakat Indonesia.

Baca juga:

Inilah Pahala Umroh yang Perlu Anda Ketahui (Disertai Hadits Shahih)

Inilah Pahala Umroh yang Perlu Anda Ketahui

Pahala Umroh  – Ibadah umroh merupakan pilihan melaksanakan ibadah ke Tanah Suci bagi umat muslim yang belum berkesempatan menunaikan ibadah haji. Mengingat mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam sehingga waktu tunggu ibadah haji bisa bertahun-tahun. Demi menuntaskan rindu pada Baitullah, umroh menjadi ibadah pilihan yang tak kalah istimewa. Ada banyak pahala umroh yang akan didapatkan para jamaah umroh berikut ini.

  1. Menghapus dosa

Umroh begitu istimewa sebab bisa menghapus dosa diantara pelaksanaan waktu ibadah. Misalnya Anda umroh kembali dalam rentang waktu 5 tahun kemudian, maka dosa diantara waktu umroh dengan pelaksanaan umroh berikutnya akan diampuni Allah SWT. Sesuai dengan sabda Nabi SAW,

الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349)

  1. Dapat Pahala jihad

Bagi para wanita dan orang yang lemah secara fisik, umroh ke Tanah Suci bisa menjadi salah satu ibadah yang memiliki pahala sama seperti jihad.  Sedangkan pada lelaki akan diberikan satu tingkatan lebih tinggi sebab laki-laki adalah imam yang memimpin keluarga. ‘Aisyah berkata,

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ قَالَ « نَعَمْ عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ

Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan haji dan ‘umroh.” (HR. Ibnu Majah no. 2901, hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani).

  1. Bisa menghilangkan kefakiran

Pahala umroh sangat besar bagi seorang muslim yang menjalankannya. Tak hanya bisa mendapatkan catatan amal baik, ibadah umroh juga bisa menghilangkan kefakiran. Jangan heran kalau Anda sering melihat orang yang baru pulang beribadah umroh dan haji akan memiliki kehidupan lebih baik, rejeki yang terus mengalir dan memberikan barokah pada keluarga. Umroh merupakan sarana ibadah yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus media memberikan kenyamanan dan ketentraman pada hati. Dari Abdullah, Rasulullah SAW bersabda,

تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih)

  1. Memiliki pahala yang akan terus dicatat sampai hari kiamat

Hal ini berlaku bagi jamaah umroh yang wafat saat tengah menjalankan rangkaian ibadah bermakna. Amal pahala umroh yang dianugerahkan Allah SWT begitu besar dan akan terus mengalir.

Bahkan Allah SWT akan memberikan hadiah surga untuk orang-orang yang meninggal saat menjalankan ibadah haji atau umroh dengan niat tulus. Jamaah umroh yang wafat saat ihram akan dimasukkan surga tanpa hisab. Hal ini sudah termaktub dalam hadis Rasulullah SAW.

من خرج حاجا فمات كتب له أجر الحاج إلى يوم القيامة ومن خرج معتمرا فمات كتب له أجر المعتمر إلى يوم القيامة ومن خرج غازيا فمات كتب له أجر الغازي إلى يوم القيامة

Barangsiapa keluar untuk berhaji lalu meninggal dunia, maka dituliskan untuknya pahala haji hingga hari kiamat. Barangsiapa keluar untuk umrah lalu meninggal dunia, maka ditulis untuknya pahala umrah hingga hari kiamat. Dan barangsiapa keluar untuk berjihad lalu mati maka ditulis untuknya pahala jihad hingga hari kiamat.” ( HR Abu Ya’la dan dishahihkan Albani dalam Shahih At Targhib 1114)

  1. Pahala shalat yang luar bisa

Keutamaan melaksanakan ibadah ke Tanah Suci adalah bisa mendapatkan pahala umroh yang besar. Pahala melaksanakan shalat bisa mencapai 100.000 kali. Keutamaan shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tidak boleh dilewatkan sebab Anda akan mendapatkan pahala luar biasa. Tak hanya shalat fardhu saja, shalat sunnah dan amalan lain juga akan memiliki pahala besar di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ

Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1173.)

  1. Umroh bulan ramadhan memiliki pahala besar bagai haji bersama Rasulullah SAW

Haji merupakan ibadah wajib yang menjadi penyempurna rukun Islam. Alangkah baiknya seorang muslim yang telah mampu baik materi, fisik dan keilmuaan untuk melaksanakan kewajiban ini. Tetapi, Anda yang mungkin sedang berada dalam masa tunggu ibadah haji, bisa memilih melaksanakan ibadah umroh. Ibadah umroh yang dilaksanakan saat bulan Ramadhan tiba bagai haji bersama Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW bersabda,

فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ

Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1256).

  1. Doa orang umroh lebih dikabulkan oleh Allah SWT

Pahala umroh sangat besar dan istimewa sehingga banyak orang khusyuk menjalani rangkaian ibadah sunnah ini. Keutamaan yang bakal didapatkan saat melaksanakan ibadah umroh adalah doa yang akan dikabulkan oleh Allah SWT. Doa yang dikabulkan serta seluruh dosa diampuni Allah SWT merupakan keistimewaan ibadah umroh ke Baitullah. Rasulullah SAW bersabda,

الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، يُعْطِيهِمْ مَا سَأَلُوا، وَيَسْتَجِيبُ لَهُمْ مَا دَعَوْا، وَيُخْلِفُ عَلَيْهِمْ مَا أَنْفَقُوا الدِّرْهَمَ أَلْفَ أَلْف (رواه البيهقي في شعب الإيمان

Orang-orang yang menjalankan ibadah haji ataupun umrah adalah Tamu Allah Swt. Sehingga, Allah Swt pasti akan memberikan apapun yang mereka minta, mengabulkan apapun doa-doa mereka, dan mengganti apapun yang dibelanjakan mereka; satu dirham diganti dengan satu juta dirham.” (H.R. Imam Al-Baihaqi dalam kitabnya Syu’abul Iman).

Tentu masih ada banyak pahala umroh dan keistimewaan yang tidak bisa didapatkan dari ibadah sunnah lain. Jangan lewatkan kesempatan melaksanakan rangkaian ibadah sunnah satu ini. Jangan lupa untuk menunaikan ibadah shalat sunnah dua rakaat di masjid Quba yang memiliki nilai pahala sama seperti umroh. Yuk, agendakan jadwal Anda untuk melaksanakan ibadah umroh bersama dengan keluarga tercinta!

Baca juga:

Apa Hukum Badal Umroh Dan Cara Pelaksanaannya (Disertai Dalil)

hukum umroh badal

Hukum Umroh Badal – Apakah Anda pernah mendapati kejadian seseorang yang meninggal namun belum sempat berkunjung ke tanah suci untuk melaksanakan umroh? Lantas, bagaimana menyikapi hal tersebut? Disebutkan bahwa kondisi yang demikian ini dikenal dengan sebutan badal umroh. Jadi, sama halnya dengan ibadah haji yang adanya badal haji untuk orang yang sudah meninggal dan belum sempat melaksanakan ibadah tersebut. Namun, bagaimana cara pelaksanannya?

Pengertian Badal Umroh dan Hukumnya

Badal umroh atau biasa dikenal dengan istilah menggantikan orang lain untuk melaksanakan ibadah umroh karena orang yang bersangkutan tidak bisa melakukan ibadah umroh karena suatu hal seperti meninggal atau karena sudah sangat renta sehingga tidak sanggup untuk melakukan perjalanan jauh. Untuk melakukan ibadah yang satu ini hanya dilakukan oleh satu orang saja. Jadi, tidak ada alasan untuk mengganti umroh dengan orang yang jumlahnya banyak atau dilakukan berdua.

Mencoba untuk mengkaitan dengan ibadah haji, pada dasarnya ibadah umroh dan haji kedua ibadah ini memiliki perbedaan yang signifikan dari segi pelaksanaannya. Sekalipun demikian untuk badal haji hukumnya wajib jika yang menggantikan tersebut mampu sedangkan untuk badal umroh tidaklah wajib, sehingga Anda bisa melakukannya ataupun tidak.

Namun, kasus yang berbeda jika Anda mendapati seseorang yang telah meninggal tersebut telah bernadzar, jadi hukum umroh badal akan menjadi wajib untuk dilakukan oleh ahli waris. Hal ini telah disebutkan dalam suatu hadist yang diriwayatkan oleh al-Bukhari :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ امْرَأَةً جَاءَتْ إِلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَتْ إِنَّ أُمِّى نَذَرَتْ أَنْ تَحُجَّ فَمَاتَتْ قَبْلَ أَنْ تَحُجَّ أَفَأَحُجَّ عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ حُجِّى عَنْهَا ، أَرَأَيْتِ لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكِ دَيْنٌ أَكُنْتِ قَاضِيَتَهُ » . قَالَتْ نَعَمْ . فَقَالَ « فَاقْضُوا الَّذِى لَهُ ، فَإِنَّ اللَّهَ أَحَقُّ بِالْوَفَاءِ

“Bahwa Ibnu ‘Abbas menceritakan: “Seorang wanita dari Juhaynah datang kepada Rasulullah SAW dan mengatakan:’ Ibu saya bernadzar untuk melakukan ibadah haji, tetapi tidak melakukannya sebelum dia meninggal. Haruskah aku melakukan haji atas namanya? ‘“Ya,” jawabnya, “Lakukanlah haji atas namanya. Bukankah jika ibumu mempunyai hutang kamu akan membayarnya?”, wanita ini menjawab: “Iya”, Rasulullah SAW bersabda: “Maka bayarlah, karena sesungguhnya Allah lebih berhak untuk dibayar.” (Sahih al-Bukhari – 1852)

Mengenai permasalahan hukum dari badal umroh itu sendiri pada dasarnya juga banyak ulama yang memperdebatkan. Sekalipun demikian, keputusan ulama tersebut akan kembali kepada pribadi masing-masing mengingat hukum dari ibadah umroh yang digantikan semacam ini tidaklah wajib dilakukan.

Mengutip dari pendapat Ulama Hanafiyah menyebutkan bahwa tindakan menggantikan umroh atas nama orang lain bisa dilakukan asalkan orang yang digantikan tersebut memberikan izin sekaligus perintah untuk melakukannya. Sayangnya, untuk ulama Malikiyah mengatakan bahwa hukum dari badal umroh tersebut makhruh, namun sekalipun ibadah tersebut dilakukan, hukumnya tetaplah sah.

Untuk Ulama Syafi’iyah mengungkapkan jika badal umroh diperbolehkan dengan syarat orang yang digantikan tersebut adalah mayit atau orang yang masih hidup namun tidak memiliki kemampuan yang cukup dari segi fisik untuk datang ke tanah suci melaksanakan ibadah umroh. Sedangkan untuk biaya yang digunakan menggantikan ibadah umroh tersebut bisa menggunakan harta peninggalan dari si mayit, sehingga orang yang melakukan umroh dengan niat menggantikan tidak terbebani. Atau juga bisa menggunakan harta ahli waris bersangkutan jika ia memang memiliki kelebihan harta.

Lantas, bagaimana cara pelaksanaan badal umroh?

Untuk Anda yang memang akan melaksanakan badal umroh, maka Anda harus tahu tata cara pelaksanaannya. Pada dasarnya cara melaksanakan ibadah badal umroh sama dengan dengan melakukan ibadah umroh untuk diri sendiri, hanya saja ada 2 hal yang mesti diperhatikan oleh orang melakukan badal umroh tersebut:

  1. Umrah untuk diri sendiri terlebih dahulu

Orang yang melakukan badal umroh untuk orang lain maka dia harus telah menunaikan ibadah umroh untuk dirinya terlebih dahulu, baru setelah itu ia boleh melakukan badal umroh untuk yang lain. Sesuai dengan hadits dari Ibnu Abbas ra:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- سَمِعَ رَجُلاً يَقُولُ لَبَّيْكَ عَنْ شُبْرُمَةَ. قَالَ « مَنْ شُبْرُمَةَ ». قَالَ أَخٌ لِى أَوْ قَرِيبٌ لِى. قَالَ « حَجَجْتَ عَنْ نَفْسِكَ ». قَالَ لاَ. قَالَ « حُجَّ عَنْ نَفْسِكَ ثُمَّ حُجَّ عَنْ شُبْرُمَةَ »

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi SAW pernah mendengar seseorang mengucapkan, “Labbaik ‘an Syubrumah (aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah, atas nama Syubrumah.” Nabi SAW lantas berkata, “Memangnya siapa Syubrumah?” Ia menjawab, “Syubrumah adalah saudaraku atau kerabatku.” Nabi SAW lantas bertanya, “Engkau sudah berhaji untuk dirimu?” Ia menjawab, “Belum.” Nabi SAW lantas bersabda, “Berhajilah untuk dirimu dahulu, barulah berhaji atas nama Syubrumah.” (HR. Abu Daud, no. 1811. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Syaikh Al-Albani berbeda penilaiannya, beliau menyatakan hadits ini shahih).

Para ulama berkata bahwa hukum badal umrah sama dengan hukum badal haji. Artinya, yang melakukan badal haji atau umroh harus melakukan ibadah haji atau umroh untuk dirinya terlebih dahulu baru setelah itu ia dibolehkan melaksanakan bada umroh atau haji untuk yang lain.

  1. Melafalkan niat untuk orang yang digantikan

Nah, jika Anda melakukan ibadah umroh untuk menggantikan orang lain, baik itu orang tua atau pun kerabat lainnya maka Anda harus melafalkan niat umroh untuk orang bersangkutan. Berikut lafal niatnya:

(…) لَلَبَّيْكَ اللهُمَّ عُمْرَةَ عَنْ

“Labbaikallhumma umratan ‘an ……..” (Dibagian akhir Anda sebutkan nama orang yang ingin Anda gantikan umrohnya).

“Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah untuk melaksanakan ibadah umroh untuk (……….).”

Badal umroh pada dasarnya diperbolehkan dan hukumnya tidaklah wajib. Namun hal ini akan berubah menjadi sebuah kewajiban ketika orang yang telah meninggal tersebut sebelumnya sempat berwasiat untuk melakukan umroh. Sedangkan untuk tata cara pelaksanan badal umroh sama seperti melakukan ibadah umroh untuk diri sendiri, sudah kita bahas di sini: Tata Cara Umroh dan Manasik Umrah Disertai Dalil. Silahkan dibaca dengan seksama.

Pada dasarnya perbedaan badal umroh dengan umroh untuk diri sendiri hanya terletak pada NIAT saja. Adapun prakteknya sama saja dengan umroh yang dilakukan untuk diri sendiri. Demikian pembahasan tentang umrah badal, semoga bermanfaat.

Baca juga:

Lengkap! Tata Cara Umroh dan Manasik Umrah Disertai Dalil

Tata Cara Umroh dan Manasik Umrah Disertai Dalil

Tata Cara Manasik Umroh – Ibadah umroh itu juga sering disebut dengan ibadah haji kecil, karena sama-sama dilakukan di Tanah Suci Mekkah. Pelaksanaannya bisa berkali-kali dalam satu tahun. Waktunya bebas, yang terpenting adalah mampu secara ekonomi. Adapun tata cara umroh dan manasik umrah lengkap yang harus kita pelajari akan kita bahas secara lengkap.

Walaupun hampir sama pelaksanannya dengan ibadah haji, namun tata cara pelaksanaan umroh itu berbeda dengan ibadah haji. Yang paling kentara adalah tidak adanya kegiatan menginap (di Mina dan Muzdalifah) saat umroh. Berbeda dengan haji yang dianjurkan untuk menginap.

Sangat penting bagi calon jama’ah umroh untuk mengetahui apa saja tata cara umroh dan manasik umrah lengkap agar ibadahnya berjalan dengan lancar. Jika kita sudah paham dengan tata cara umroh yang benar, maka nantinya kita tidak akan kerepotan lagi mempelajari dari awal saat akan melaksanakan ibadah haji. Sama-sama beribadah, karena saat melaksanakan ibadah umroh berarti kita belajar untuk melaksanakan ibadah haji. Mendapatkan pahala dari menunaikan umroh juga.

Tata Cara Umroh

Tata cara umroh ini harus dilakukan secara urut. Di mana pelaksanannya dimulai saat kita sudah meninggalkan rumah dan sampai di Miqat. Miqat ini adalah berada di Masjid Dzulhulaifah jika kita bertolak ke Mekah dari Madinah.

Urutan pelaksanaan ibadah umroh ini dilakukan dengan sekaligus membaca doa. Untuk itulah, calon jama’ah umroh bukan hanya menghafalkan urutan pelaksanannya saja, melainkan juga menghafal setiap doanya, namun ini tidak merupakan keharusan. Agar lebih mudah, maka jemaah umroh disarankan untuk membawa buku panduan doa-doa umroh agar bisa dibaca ketika melakukan tahapan rukun umroh. Nah, berikut tata cara melaksankan ibadah umroh :

  1. Mengambil Niat Ihram di Miqat

Di sinilah kita akan memulai rangkaian ibadah umroh yang akan kita lakukan. Yang pasti adalah persiapan melaksanakan ihram. Pakaian ihram berwarna serba putih. Untuk laki-laki hanya mengenakan 2 kain panjang yang biasa disebut pakaian ihram, tidak memakai singlet dan tidak memakai celana dalam. Adapun pakaian untuk perempuan bebas, yang penting menutup aurat. Dan disunnahkan berwarna putih.

Jemaah umroh akan mengambil miqat Dzul Hulaifah tepatnya ke Masjid Bir Ali (jika jemaah berangkat dari Madinah menuju Masjidil Haram) untuk mengambil niat umroh. Setelah berwudhu lalu sholat sunah wudhu 2 rakat dan dijika ingin maka bisa didahului dengan shalat tahiyatul masjid, maka jemaah bersiap-siap untuk memulai rukun umroh yang pertama, yaitu memasang niat umrah.

Adapun niat umrah adalah sebagai berikut:

لَلَبَّيْكَ اللهُمَّ عُمْرَةَ

Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah untuk melaksanakan ibadah umroh.”

نَوَيْتُ الْعُمْرَةَ وَاَحْرَمْتُ بِهَا ِللهِ تَعَالَى

Sengaja aku mengambil niat umroh dan ihram karena Allah ta’ala.”

Anda tinggal memilih salah satu. Begitu jemaah umroh melafalkan niat umrah maka dia dilarang untuk melakukan pantangan ibadah umrah sampai dia selesai melaksanakan ibadah umrah, yaitu melakukan tahallul.

Nah, apa saja pantangan yang dilarang selama melakukan ibadah umroh:

  1. Dilarang memakai pakaian berjahit, topi, dan sepatu (yang menutup mata kaki) bagi laki-laki.
  2. Dilarang memakai sapu tangan dan cadar bagi perempuan.
  3. Dilarang berkata-kata kotor.
  4. Dilarang membunuh hewan.
  5. Dilarang mencabut tanaman.
  6. Dilarang melakukan akad nikah.
  7. Dilarang melakukan cumbu rayu suami istri dan melakukan hubungan badan.
  8. Dilarang mencabut rambut dan bulu bagi perempuan dan laki-laki.
  9. Dilarang memakai parfum.
  1. Menuju Masjidil Haram di Kota Mekkah

Ini juga masuk dalam rangkaian perjalanan ibadah umroh. Saat di perjalanan ini, jemaah umroh disunahkan memperbanyak membaca lafaz talbiyah. Bacaan talbiyah adalah bacaan yang dibaca saat melakukan perjalanan menuju Masjidil Haram. Bunyinya :

لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ. لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ. اِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَاْلمُلْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ

Labbaik allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak

Artinya: ” Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”

Jemaah umroh membacanya berkali-kali sampai tiba waktunya thawaf di Masjidil haram.

  1. Thawaf

Thawaf adalah rukun kedua dari ibadah umroh. Thawaf ini dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 putaran. Di mana saat sudah masuk ke area Masjidil Haram, kita dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu. Ada doa yang kita lafadzkan saat masuk ke Masjiil Haram, yaitu :

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَالسَّلَامَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْجَلَالِ وَاْلإِكْرَامِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ وَمَغْفِرَتِكَ وَأَدْخِلْنِيْ فِيْهَا. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى رَسُوْلِ اللهِ

Allahumma antassalaam, waminkassalaam fahayyinaa rabbanaa bissalaam wa adkhilnal jannata daarassalaam tabaarakta wata’aalaita yaa dzaljalaali wal ikraam. Allahummaftah lii abwaaba rahmatika wamaghfiratika wa adkhilnii fiihaa. Bismillahi walhamdulillahi wasshalaatu wassalaamu ‘alaa rasuulillaah.

Artinya: “Ya Allah Engkau sumber keselamatan, dan daripadaMu lah datangnya keselamatan itu semua. Maka sambutlah kami wahai tuhan dengan selamat sejahtera dan masukanlah kami ke dalam surga negeriMu yang bahagia, Maha Pemberi berkat dan Maha Tinggilah Engkau wahai Tuhan yang punya keagungan dan kehormatan. Ya Allah bukakanlah untukku pintu rahmat dan ampunan, masukanlah aku ke dalam ampunanMu. Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah salawat dan salam untuk Rasulullah.”

Atau bisa juga membaca doa yang singkat,

اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

“Allahummaftahli abwaba rahmatika”

Artinya: “Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”

Pintu masuk ke Masjidil Haram sesuai dengan syariat Rasulullah saw adalah lewat pintu Babus Salam. Ibadah tawaf dimulai dari Sudut Hajar Aswad (Rukun hajar Aswad) dan juga berakhir di Rukun Hajar Aswad.

Thawaf ini dilakukan di dalam area Masjidil Haram dengan langkah-langkah mengikuti garis lurus sejajar Hajar Aswad yang terletak di antara pintu Ka’bah dengan tanda lampu hijau di lantai. Kita akan dihadapkan pada banyak pilihan saat Thawaf. Ini dikarenakan tidak semua jamaah bisa memegang atau mencium Hajar Aswad secara langsung. Untuk alternatifnya, kita bisa menggunakan banyak cara agar bisa memanfaatkan kesempatan dekat dengan Hajar Aswad, yakni dengan :

  1. Hanya melambaikan tangan saja sebanyak tiga kali sebagai pengganti kita yang tidak bisa menyentuh Hajar Aswad. Pastikan kita mengucapkan Bismillah Allahuakbar.
  2. Memegang Hajar Aswad dengan menggunakan benda sebagai perantaranya. Benda yang telah berhasil menyentuh Hajar Aswad itu baru kemudian bisa kita cium. Ini dinamakan sebagai teknik Istilam.
  3. Taqbil. Ini adalah teknik yang banyak diincar para jama’ah. Ini adalah teknik yang diimpikan, karena bisa mencium Hajar Aswad secara langsung.
  4. Kombinasi antara Taqbil dan Istilam. Thawaf yang ini juga memberikan keberuntungan tersendiri bagi kita, di mana kita bisa memegang sekaligus mencium Hajar Aswad.

Ibadah tawah ini dilakukan sebanyak 7 putaran, dimana dimulai dari rukun hajar aswad dan akan berakhir juga di ruku hajar aswad.

Adapun bacaan yang dibaca selama melakukan ibadah tawaf bebas, bisa berupa zikir dan juga boleh berupa doa. Nah, antara rukun yamani dan rukun hajar aswad maka disunnahkan memperbanyak membaca doa sapu jagad, yaitu:

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Robbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaaban naar.

Artinya: Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka. (QS. Al-Baqarah: 201)

  1. Sholat Sunah Tawaf 2 roka’at

Jika kita sudah selesai Thawaf, maka yang selanjutnya kita lakukan adalah menuju ke Makam Ibrahim. Di sini kita melaksanakan sholat dua rokaat sebagai sebuah tanda penghormatan akan jasa Ibrahim dalam membangun Ka’bah. Sesuai dengan sabda Nabi saw,

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌوَقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ

Artinya: Bahawasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca dalam solat dua rakaat (Solat Tawaf) Qul huwallahu Ahad dan Qulyaa ayyuhal kaafiruun… (H.R. Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab al-Hajj, no: 1218)

  1. Minum air zam-zam serta beristirahat sejenak

Semua orang yang pergi ke tanah suci pasti tidak akan mau ketinggalan momen terbaik ini. Beristirahat sembari minum air zam-zam, air suci dengan beribu manfaat. Dalam rangakaian umroh ini, kita juga harus tahu bagaimana doanya :

اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أْسْأَلُكَ عِلْمً نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَآءً مِنْ كُلِّ دَآءٍ وَسَقَمٍ بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allahummaa inni asaluka ‘ilman nafi’an wa risqon waasi’an wa syifaa’an min kulli daa’in wa saqomin bi romhatika ya arhamar rohimiin.

Artinya: ” Ya Allah, aku mohon padaMu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rezeki yang luas dan kesembuhan dari segala penyakit dengan rahmatMu ya Dzat Yang maha Penyayang.”

  1. Sa’i

Kita bisa menyebutnya juga dengan lari-lari kecil. Tempatnya adalah antara bukit Shafa dan bukit Marwah. Kita harus melakukan Sa’i sebanyak 7 kali di antara kedua bukit tersebut. Adapun bacaan khusus selama melaksanakan ibadah sa’i tidak ada. Kita hanya disunnahkan memperbanyak zikir atau doa selama melakukan ibadah sa’i.

Adapun tata cara pelaksanaan ibadah sa’i sebagai berikut:

  1. Berjalan menuju bukit shafa. Sa’i dimulai dari bukit Shafa dan akan berakhir di bukit Marwa.
  2. Setibanya di bukit shafa kita disunnahkan menghadap kearah ka’bah sambil membaca takbir dan tahlil.
  3. Berjalan ke bukit marwah dengan memperbanyak membaca zikir dan berdo’a.
  4. Di mas’a (tempat sa’i) terdapat dua pilar berwarna hijau, ketika sampai di pilar hijau ini maka jemaah dianjurkan bagi laki-laki untuk lari-lari kecil, sedangkan untuk perempuan disunahkan mempercepat jalannya.
  5. Ketika mendekati bukit Marwah, membaca doa seperti yang terdapat dalam Q.S Al Baqarah : 158.
  6. Ketika sampai di bukit marwah, menghadap kearah ka’bah kemudian membaca takbir dan tahlil sebagaimana yang dilakukan di bukit shafa.
  7. Bagitu seterusnya sampai jemaah melakukan ibadah sa’i sebanyak 7 kali, dimana dari bukit Shafa ke Marwa dihitung 1 kali.
  1. Tahallul

Inilah tata cara umroh dan manasik umrah lengkap yang paling akhir dilakukan. Pelaksanaannya adalah dengan melakukan potong rambut. Bagi laki-laki, biasanya akan mencukur habis rambutnya, sedangkan bagi wanita tidak. Tahapan umroh yang terakhir ini adalah sebagai bukti bahwa kita telah melaksanakan ibadah umroh. Pelaksanaan Tahalul disunnahkan dilakukan saat itu juga. Tidak boleh ada penundaan, sehingga akan menjadi penutup umroh yang lengkap.

Walaupun ibadah umroh sifatnya Sunnah (sebagian ulama ada yang memandangnya sebagai ibadah wajib sebagaimana halnjya ibadah haji), namun jika kita melaksanakannya sesuai dengan peraturan dan ketentuan, maka pahalanya pun akan sama dengan orang berhaji. Di mana jika umroh yang kita lakukan adalah bertepatan di bulan Ramadhan.

Ibadah umroh menjadi impian banyak umat muslim. Banyak yang ingin sampai ke Tanah Suci. Menunggu kloter haji yang terlalu lama dapat kita manfaatkan dengan melakukan umroh. Dengan berumroh, kita sudah akan merasakan Sa’i, beribadah di Masjid Haram, Masjidil Aqsa, atau melaksanakan sholat di makam Nabi Ibrahim. Adapun tata cara umroh dan manasik umrah lengkap yang harus kita pahami dengan benar. Banyak cara untuk mendapatkan informasinya. Yang terpenting adalah niatnya.

Penulis: Ust. Satria Abu Ulya, Lc.

Baca juga:

Lengkap! Syarat Membuat Paspor Umroh

Syarat Membuat Paspor Umroh

Syarat Membuat Paspor Umroh – Bagi Anda yang sekarang ini merencanakan untuk pergi umroh, tentunya Anda harus tau syarat membuat paspor umroh sebagai salah satu syarat keberangkatan Anda. Sekarang ini pembuatan paspor sudah dipermudah, Anda tidak perlu antri lama di kantor imigrasi, karena sudah ada cara membuat paspor secara online. Anda hanya perlu mengambil antrian secara online, barulah Anda akan mendapatkan pelayanan.

Saat ini antrian nomor pembuatan paspor sudah dirancang secara online, Anda juga sudah bisa antri melalui aplikasi whatsapp. Dengan begitu, Anda tidak perlu lagi membuang waktu anda seharian hanya untuk antri. Sebenarnya, syarat membuat paspor umroh sama saja dengan membuat paspor di kantor imigrasi.

Cara dan Syarat Membuat Paspor Umroh

Berikut saya jelaskan kembali dengan jelas cara beserta syarat membuat paspor umroh yang harus Anda lakukan dan persiapkan.

  1. Dokumen penting yang harus dipersiapkan

Berikut ini beberapa berkas syarat membuat paspor umroh yang harus Anda miliki dan persiapkan sebelum membuat paspor.

  1. E-KTP atau KTP Elektronik, tetapi bagi Anda yang sampai saat ini belum memiliki E-KTP karena pengurusannya yang belum selesai, maka Anda bisa menggunakan surat keterangan atau surat pengganti KTP sementara, karena ini adalah kunci utama syarat membuat paspor umroh.
  2. (KK) atau Kartu Keluarga yang sesuai dengan identitas pada KTP.
  3. Akta Kelahiran/Surat Nikah/Ijazah terakhir yang terdapat tempat serta tanggal lahir yang benar.
  4. Surat Kewarganegaraan Indonesia bagi Anda warga negara asing dan telah menjadi warga negara Indonesia.
  5. Surat keputusan ganti nama, bagi Anda yang pernah mengganti nama Anda.
  6. Surat pengantar dari pihak travel.
  7. Surat dari kemenag yang direkomendasikan sesuai tempat tinggal Anda kecuali Pejabat Negara, TNI/POLRI, PNS, tokoh masyarakat, lansia diatas 50 tahun serta anak usia dibawah 12 tahun.
  8. Sesuaikan domisili Anda saat ini dengan E-KTP Anda, jika tidak sesuai Anda dapat merubahnya terlebih dahulu di catatan sipil atau Anda juga dapat mempersiapkan surat keterangan domisili Anda saat ini dari tempat tinggal Anda.
  9. Materai 6000 untuk formulir di Kantor Imigrasi.
  10. Membawa bulpoin sendiri untuk persiapan mengisi formulir syarat membuat paspor umroh.
  1. Langkah yang harus dilakukan

Setelah semua dokumen penting untuk syarat membuat paspor umroh sudah Anda persiapkan, Anda perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Mengambil antrian nomer secara online.
  2. Setelah mendapatkan nomer dan jadwal persiapkan syarat membuat paspor umroh yang telah disediakan untuk dibawa.
  3. Datang ke kantor imigrasi 30 menit sebelum jadwal yang ditentukan.
  4. Anda akan dipanggil untuk kemudian mengisi formulir pembuatan paspor, foto setengah badan, wawancara.
  5. Diberi form pembayaran syarat membuat paspor umroh dengan biaya yang telah ditentukan,, yaitu Rp.300.000,- dengan isi 48 halaman dan dikenakan biaya Rp.55.000,- untuk biaya sidik jari biometrik. Jadi, total biaya yang harus Anda keluarkan yaitu Rp.355.000,-.

Jika sudah selesai dan semua syarat membuat paspor umroh telah terpenuhi, Anda hanya perlu menunggu paspor Anda jadi. Tetapi jika ternyata ada masalah dengan nama Anda yang ternyata kurang dari 3 kata, maka pihak kantor biasanya meminta Anda untuk menambahkan nama orangtua Anda. Sebenarnya hal ini bukan masalah besar, jadi Anda tidak perlu khawatir karena hal ini tidak mempengaruhi paspor Anda.

Selain menggunakan cara diatas Anda dapat juga membuat paspor melalui media online, tetapi pastikan Anda tahu betul dengan syarat dan ketentuannya. Tetapi bagi Anda yang belum tahu, lebih baik menggunakan cara dan memenuhi syarat diatas.

Baca juga:

Hukum Dan Syarat Wajib Melaksanakan Ibadah Haji

Hukum Dan Syarat Wajib Melaksanakan Ibadah Haji

Syarat Wajib Melaksanakan Ibadah Haji – Naik haji bagi yang sanggup melakukannya adalah merupakan Rukun Islam yang kelima. Pengertian haji menurut bahasa adalah menyengaja, sedangkan menurut istilah syar’i haji memiliki makna: suatu amalan ibadah yang dilakukan dengan sengaja datang ke Baitullah di Mekkah al- Mukarramah dengan maksud untuk beribadah dengan ikhlas hanya mengharapkan ridha Allah swt dengan syarat dan rukun tertentu.

Ritual kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 (delapan) Zulhijjah yaitu ketika umat islam bermalam di Mina, lalu wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 (sembilan) Zulhijjah, dan berakhir setelah jemaah melakukan lempar jumrah pada tanggal 10 (sepuluh) Zulhijjah.

HUKUM MELAKSANAKAN IBADAH HAJI

Menunaikan ibadah haji wajib hukumnya bagi yang mampu, sekali seumur hidup. Bagi yang melaksanakan ibadah haji lebih dari satu kali maka itu dihukum sunah saja. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt. pada surat Ali-Imran ayat 97:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh Alam.” (QS. Ali Imran:97).

Ayat ini merupakan dalil yang sharih tentang wajibnya haji. Ayat ini dengan jelas menyatakan kewajiban berhaji ke Baitullah bagi mereka yang mampu melakukannya: baik mampu secara fisik maupun mampu secara finansial.

Dan di sini, Allah swt menjadikan lawan dari kewajiban dengan kekufuran. Artinya, meninggalkan haji bagi mereka yang mampu melakukannya bukanlah perilaku muslim, namun perilaku non muslim.

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16).

Hadits ini menunjukkan bahwa haji merupakan bagian dari rukun Islam. Ini berarti menunjukkan hukumnya wajib.

SYARAT ORANG YANG WAJIB HAJI

Sekarang mari kita membahas inti dari topik ini. Apa saja syarat wajib melaksanakan ibadah haji?

Syarat wajib melaksanakan ibadah haji merupakan kondisi dimana apabila terpenuhi pada seseorang, maka orang tersebut wajib untuk menunaikan ibadah haji. Namun jika seluruh syaratnya tidak terpenuhi maka orang tersebut tidak dihukum wajib menunaikan haji.

Berikut syarat wajib haji:

  1. Beragama Islam 

Beragama islam adalah syarat mutlak semua ibadah dalam islam, termasuk ibadah haji. Tidak akan diterima ibadah haji yang dilakukan oleh non-muslim meskipun mereka melakukannya secara benar. Berdasarkan firman Allah swt dalam Surah At-Taubah ayat 54:

وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ

Artinya: “Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya.” (QS. At-Taubah: 54)

  1. Berakal sehat / tidak gila

Orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau gila tidak dikenakan kewajiban untuk menunaikan ibadah haji sampai ia sembuh. Jika orang tersebut menunaikan ibadah haji, maka hajinya dianggap tidak sah. Setelah gangguan jiwanya terobati dan ia dinyatakan sembuh oleh dokter, maka ibadah haji wajib baginya jika sanggup secara fisik maupun finansial.

  1. Baligh

Baligh atau cukup umur adalah syarat wajib haji berikutnya. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam:

رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاثَةٍ؛ عَنْ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ ، وَعَنْ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ ، وَعَنْ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ

Pena Diangkat (kewajiban digugurkan) dari tiga (golongan); Orang yang tidur sampai bangun, anak kecil hingga bermimpi (baligh), dan orang gila hingga berakal (sembuh).” (HR. Abu Daud, no. 4403, dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih Abu Daud).

Maka anak kecil tidak diwajibkan menunaikan ibadah haji. Jika walinya menghajikannya, maka hajinya tetap sah dan pahala haji bagi anak kecil dan juga untuk walinya.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ketika ada seorang wanita mengangkat anak kecilnya dan bertanya, “Apakah anak ini dapat melakukan haji? Beliau menjawab, “Ya, dan bagimu mendapat pahala.” (HR. Muslim)

Namun, anak kecil yang telah berhaji, tidak akan menggugurkan kewajiban hajinya setelah ia mencapai baligh nanti. Jadi ia masih memiliki kewajiban untuk menunaikan ibadah haji jika sudah akil baligh / cukup umur dan juga terpenuhi syarat-syarat haji lainnya.

  1. Merdeka

Seorang budak tidak diwajibkan untuk melakukan ibadah haji karena ia sibuk memenuhi hak tuannya. Jika ia telah merdeka dan mampu, maka baru  ia memiliki kewajiban menunaikan ibadah haji.

  1. Mampu

Hal ini berdasarkan firman Allah SWT :

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنْ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا

Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup melakukan perjalanan ke Baitullah.” (QS. Ali Imran: 97).

Mampu di sini mencakup kemampuan fisik dan kemampuan harta. Kemampuan fisik adalah berbadan sehat atau bebas dari berbagai penyakit yang dapat menghalangi untuk menunaikan ibadah haji. Hal ini bisa dibuktikan dengan keterangan dari dokter ahli. Selain itu, yang bersangkutan juga tidak lemah karena usia sangat lanjut, sebab dikhawatirkan akan beresiko fatal atau terjadi hal yang tidak diinginkan jika tetap pergi haji. Meskipun usia tidak mutlak menjadi penghalang untuk melakukan ibadah haji.

Sedangkan kemampuan harta atau financial adalah mempunyai nafkah yang cukup yang dapat mengantarkannya ke Baitullah pulang dan pergi, cukup nafkah untuk memenuhi kebutuhan pokok baik untuk dirinya maupun keluarga yang ditinggalkannya, serta penunaian utang. Khusus untuk jemaah perempuan, ada syarat tambahan lainnya yaitu ditemani suami atau mahromnya, dan tidak berada dalam masa iddah dan masa haidh.

Siapa saja yang termasuk mahram wanita?

Secara bahasa, mahram diambil dari kata hurmah, yang artinya adalah sesuatu yang tidak halal dilanggar.

Menurut syariat, kata al-Kasani2 dalam Bada’iush Shana’i (2/124), “Mahram seorang wanita adalah laki-laki yang tidak boleh menikahi si wanita tersebut selama-lamanya. Bisa jadi, karena hubungan nasab antara keduanya, atau hubungan persusuan, atau hubungan yang terjadi karena pernikahan”.

Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, “Mahram adalah suami seorang perempuan atau lelaki yang haram menikahi si wanita selama-lamanya baik karena ada hubungan darah/nasab atau dengan sebab mubah. Contoh mahram seorang wanita adalah ayahnya, anak laki-lakinya, saudara laki-laki, keponakan laki-laki dari saudara laki-laki atau dari saudara perempuan, kakek, paman dari pihak ayah (‘ammu) atau pihak ibu (khal), ayah mertua, menantu (suami dari putrinya).” (Al-Mughni)

Demikian pembahasan tentang: syarat wajib melaksanakan ibadah haji, sebutkan syarat orang yang wajib melaksanakan ibadah haji, kriteria orang yang mampu berhaji, syarat orang yang telah dikatakan mampu untuk melaksanakan haji, syarat syarat orang yang telah dikatakan mampu untuk melaksanakan haji, orang yang wajib melaksanakan haji, apa saja syarat seseorang sudah diwajibkan untuk berhaji.

Kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat khususnya umat muslim, semoga niat tulus dan ikhlas dari kami dapat berjalan lancar dan mendapat ridho dari Allah swt. Kami akan terus berusaha untuk memberikan pilihan pelayanan terbaik untuk tamu-tamu Allah. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Baarakallah fiikum…

#UmrahPasti
#UmrahUntukSemua
#AmanAmanahSesuaiSunah

——————————————————-
Rizkia Tour & Travel
PT. Rizkia Amanah Mandiri

Kantor Bukittinggi: jln. Soekarno-Hatta No. 117 Manggis Ganting, Bukittinggi, Sumbar.
HP: 0812-6199-4304
WA: 0812-6199-4304
Email: cs@rizkiatour.co.id
Web: www.rizkiatour.co.id

Baca juga: